2011/11/26

KKG BERMUTU GUGUS SAKURA
Zamroni( Ketua KKG Gugus Sakura )
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN BREBES
Antara Harapan dan Tantangan

KKG BERMUTU, itulah istilah yang saat ini begitu populer di kalangan guru SD di berbagai wilayah penerima DBL BERMUTU. Kepopuleran tersebut berasal dari 2 hal; pertama karena kata atau istilah BERMUTU yang dalam Bahasa Indonesia berarti juga BERKUALITAS, kedua, Program BERMUTU didanai sebesar Rp 27.000.000 ( tahap 1), Rp 14.000.000 ( tahap 2) dan Rp 11.000.000 ( tahap 3 / terahir ) dari bantuan Pemerintah Kerajaan Belanda.
Yah …. begitu spektakuler.
Itulah yang bisa diungkapkan oleh kami ( pengurus KKG ) yang sebelumnya kegiatan KKG boleh dikatakan MATI SURI karena faktor pendanaan. Dengan dana BERMUTU diharapkan KKG digugus kami bisa berjalan lancar dan menghasilkan produk yang BERMUTU.
Sebagaimana sudah diinformasikan, ternyata BERMUTU merupakan sebuah singkatan dari program ini yang secara resmi menggunakan Bahasa Inggris yaiutu Better Education trough Reformed Management and Universal Teacher Upgrading.
Universal Teacher Upgrading, atau dalam Bahasa Indonesia Peningkatan Kemampuan Guru secara Menyeluruh itulah akhir dari singkatan BERMUTU yang khusus ditujukan bagi guru. Terkesan hal itu terlalu berat, tapi itulah harapan yang sebenarnya didambakan oleh banyak pihak.
Kalau dibahasakan dan diuraikan secara sederhana program KKG BERMUTU bertujuan meningkatkan profe
sionalisme guru yang melingkupi:
1. Peningkatan kesadaran akan tugas dan tanggung jawab profesi guru.
2. Peningkatan wawasan dan penguasaan terhadap segala bentuk perkembangan iptek terkait dengan pendidikan dan pembelajaran.
3. Peningkatan daya kritis terhadap persoalan seputar profesi dengan kajian positif mengarah pada solusi.
4. Peningkatan keampuan khusus terhadap penguasaan implementasi dan pengembangan kurikulum sekolah (KTSP)
5. Peningkatan kemampuan khusus terhadap penguasaan operasi komputer dan internet khususnya terkait dengan kebutuhan dan daya dukung tugas profesi.
6. Peningkatan kemampuan khusus terhadap penguasaan dan pemahaman terhadap kondisi psikososial peserta didik.
7. Peningkatan kemampuan khusus terhadap penguasaan keterampilan pembelajaran baik reguler, enrichment maupun remidial.
8. Peningkatan kemampuan khusus terhadap penguasaan keterampilan melakukan kajian pembelajaran shingga menemukan persoalan krusial yang dianggap perlu untuk diperbaiki.
9. Peningkatan kemampuan khusus terhadap perencanaan dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
10. Peningkatan kemampuan khusus terhadap keterampilan melakukan dan melaporkan tindakan perbaikan pembelajaran yang kemudian diistilahkan dengan populer sebagai Penelitian tindakan Kelas (PTK)
Paling tidak itulah yang diharapkan tercapai selama program KKG BERMUTU tahap 3, terasa begitu berat.
Kenyataan yang sekaligus menjadi sebuah tantangan yang terjadi selama penyelenggaraan KKG BERMUTU tahap 3 di Gugus Sakura Dabin II Kec. Larangan adalah:
1. Tingkat partisipasi kehadiran, peran aktif dalam pertemuan dan pemenuhan tagihan tugas terstruktur dari guru peserta masih sangat rendah.
2. Sikap guru peserta yang apriori, bahkan beberapa oran yang bersikap negatif.
3. Ketersediaan Narasumber yang sangat terbatas yang bisa hadir memberikan materi dalam kegiatan.
4. Ada beberapa narasumber yang dalam kenyataannya sangat tidak kredibel, terbukti dengan ketika menyampaikan materi sangat jauh dari skenario BBM yang sudah distandarkan dalam BERMUTU.
5. Pengurus KKG yang mengawal program ini selalu terjadi persoalan terkait bentroknya beberapa agenda kegiatan PGRI, UPTD, dan kegiatan lain yang dianggap lebih penting dari KKG.
6. Kegiatan KKG BERMUTU terkesan hanya milik Pengurus KKG.
7. letak geografis yang tidak bisa dihindari yang membuat sebagian peserta harus menyeberang sungai dan naik jukung untuk menuju lokasi kegiatan.
Akan tetapi beban itu mungkin bisa sedikit diringankan apabila:
1. Program KKG BERMUTU berjalan pada waktu yang sesuai dengaan disain konsep awal. Kenyataannya, program ini datang terlambat dan berakhir harus terburu-buru.
2. Sistem kerja sama instansi terkait dengan KKG dari LPMP, Dinas pendidikan Kab, UPTD Pendidikan dan pihak lain yang terkait memberikan ruang yang leluasa bagi pelaksana di kelompok kerja untuk melaksanakan program ini dengan baik.
3. Sistem kerja sama instansi terkait dengan KKG dari LPMP, Dinas pendidikan Kab, UPTD Pendidikan dan pihak lain yang terkait memberikan ruang yang leluasa bagi pelaksana di kelompok kerja untuk melaksanakan program ini dengan baik. Kenyataannya, keseriusan pengurus beresiko dengan image negatif sebagai guru yang paling sering meninggalkan kelas.
4. Adanya peraturan khusus tertulis atau paling tidak membangun komitmen profesi di tingkat gugus sekoah yang komando dan dikawal para pengawas TK/SD bahwa partisipasi dalam kegiatan KKG bagi Guru Peserta adalah sama denga melaksanakan tugas mengajar (tugas utama) selama program ini berjalan, jika tidak berarti guru yang bersangkutan sama dengan tidak melaksanakan tugas.
5. Para kepala sekolah mengawal program ini dalam bentuk mengawasi dan mengendalikan partisipasi guru dalam hal kehadiran, peran aktif pembelajaran, pelaksanaan tugas terstruktur sampai pada implementasi hasil di sekolah masing-masing.
6. Para guru memiliki kesadaran untuk secara bersama-sama membangun kelompok kerja secara positif.
Sehingga program KKG BERMUTU dirasa sebagai milik bersama semua unsur terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang harus deselenggarakan dengan tanggung jawab bersama untuk kepentingan pencapaian tujuan bersama yang hasilnya akan dirasakan bersama.
Harapan kami semoga BERMUTU tidak berhenti sampai disini setidaknya PEMDA bisa menyisihkan secuil anggaran untuk kelestarian kelnjutan program bermutu Semoga…….

1 komentar :

tantangan itu menjadi motivasi kita untuk memperbaiki kinerja kita....

Posting Komentar